Kisah Nabi SAW ke sidratul muntaha menjadi bukti bahwa kita umatnya dapat berjumpa Allah secara langsung. Dengan mengenolkan ego kita maka kita akan berada pada keadaan tidak ada siapa siapa kecuali yang ada hanya Allah. Kita menyaksikan bahwa yang wujud ada hanya Allah. Jika kita bisa berada pada keadaan ini maka kita sudah benar benar berhadapan dengan Allah. Tidak ada lagi penghalang tidak ada lagi perantara yaitu sesuatu yang berada di antara kita dan Allah. Tidak ada nur muhammad seperti yang sering diceritakan kebanyakan orang, tidak ada lagi sesuatu apapun karena yang ada hanya Allah dan kita sebagai penyaksi ketiadaan apa apa.
pada saat Nabi SAW berada di sidratul muntaha pun Rasulullah meninggalkan jibril dan buroq dan tidak ada siapa siapa selain Allah dan Rasulullah. dan di wilayah seperti ini Rasulullah menerima wahyu shalat, yaitu wahyu tentang tata cara bagaimana kita dapat mengalami mikraj seperti mikrajnya Rasulullah ke sidratul muntaha. Kita langsung berhadapan dengan Allah dan tidak ada apa apa lagi selain Allah. Kesadaran tentang hakikat mikraj dan berada di sidratul muntaha ini sebenarnya yang kita terus kita latih dan seharusnya kita duduk di kesadaran ini. Kenapa duduk di kesadaran ini menjadi sulit … ya karena sejak kecil kita tidak pernah dilatih untuk sadar dan tidak pernah diajak untuk menyadari secara langsung kepada Allah. yang diajarkan kepada kita adalah hal hal yang mempersulit perjumpaan kita dengan Allah seperti nur muhammad, seperti wali wali, wali qutub, dan mahluk mahluk lain yang diada adakan agar manusia umat islam ini tidak bisa langsung berjumpa dengan Allah. Untuk apa kita memperingat isra mikraj kalau berjumpa dengan Allah masih dipersulit. Mari kita tinggalkan pemahaman yang salah ini dan kita kembali ke ajaran Rasulullah yaitu ajaran bahwa kita bisa berhadapan langsung dengan Allah yaitu melalui kesadaran melalui jiwa. Bagi sahabat yang belajar sadar Allah, belajar dzikir nafas kalau masih pakai pemahaman lama dijamin tidak akan berhasil karena terhijab dengan pemaahaman masa lalu yang salah.