perjalanan islam dari tanah arab ke tanah jawa, tentunya tidak 100 % bisa terserap sempurna, ada yang missing atau hilang. dan Hilangnya suatu yang fatal. Misalnya dalam perintah bacalah al quran, tentunya kalau di tanah arab perintah baca orang arab akan langsung baca dan paham dengan isinya. Nah sesampainya di tanah jawa baca diartikan hanya baca saja tanpa tahu artinya apalagi maknanya. missing yang satu ini tentunya sangat fatal. dan itu nampak nyata misalnya dengan one day two juz, dimana orang membaca satu hari dengan 2 juz tanpa memperhatikan arti dan maknya. Padahal kita tahu bahwa siapa yang mendapat pahala membaca adalah yang paham. Sehingga membaca 1 hari 2 juz tidaklah bermanfaat apa apa karena ada ketidaksempurnaan dalam pelaksanaannya. Bagaimana ada manfaatnya kalau mengerti saja tidak. Sama dengan kalau orang jawa diperintahkan untuk membaca bahasa inggris dimana mereka tidak bahasa inggris ya jelas tidak manfaattnya.
kalau tidak manfaat, berarti langkah selanjutnya adalah harus belajar bahasa arab minimal dengan fasilitas yang sudah ada. kita bisa menggunakan al quran terjemahan kata perkata yang sudah beredar. ini sangat membantu untuk bagaimana bisa mengerti arti dari apa yang kita baca. Dan jika mau mengerti dan memhami maka tidak mungkin sehari bisa 2 juz pasti waktunya habis … karena kalau kita resapi saja satu hari satu ayat saja tidak akan dibahas di urai.
masih banyak lagi missing missing yang lain. contoh lagi, yaitu makna dzikir yang diartikan dalam bahasa indonesia dengan ingat, padahal makna dzikrullah adalah sadar Allah bukan ingat Allah. ada penyempitan makna dari sadar menjadi ingat. tapi karena sudah terlanjur mengakar susah untuk berubah, sekelas kyai dan ulamapun enggan untuk merubah pengertian ini. Padahal dzkrullah diartikan sebagai ingat sangatlah menyesatkan umat. Sebab apanya yang mau diingat dari Allah sedangkan Allah memiliki sifat laisa kamitslihi syaiun.